TRIBUNNEWSCOM - Ceramah Ustadz Abdul Somad tentang hukum memperingati Nuzulul Quran di Ramadhan 1440 H.. Dua hari lagi, tepatnya pada Rabu 22 Mei 2019 kita akan memperingati Nuzulul Quran di

- Daftar pertanyaan sulit tentang Nuzulul Quran dan jawabannya dapat digunakan untuk cerdas cermat agama atau untuk kegiatan buka puasa bersama untuk anak-anak. Daftar pertanyaan seputar Nuzulul Quran tidak hanya sebatas peristiwa nuzulul quran. Tetapi juga yang berkaitan dengannya, semisal, pewahyuan-pewahyuan lain. Juga, lailatul qadar malam kemuliaan.Daftar Pertanyaan Seputar Nuzulul Quran Berikut ini daftar pertanyaan tentang Nuzulul Quran yang dapat jadi inspirasi untuk kegiatan Apa yang dimaksud dengan Nuzulul QuranJawaban Nuzulul Qur'an adalah peristiwa turunnya wahyu Al-Qur'an pertama kali kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantaraan Malaikat Kapan tepatnya Nuzulul Quran terjadi dalam kalender Masehi?Jawaban tidak ada tanggal pasti kapan Nuzulul Quran berlangsung. Ada beberapa pendapat bahwa peristiwa ini terjadi pada 7, 8, 17, atau 21 Ramadhan pada 610 Masehi. Di Indonesia, perayaan Nuzulul Quran umumnya digelar pada 17 Ramadhan. 3. Di mana tempat pewahyuan pertama Nabi Muhammad saw?Jawaban pewahyuan pertama Nabi Muhammad saw. terjadi di Gua Hira, yang terletak di puncak Gunung Nur Jabal Nur yang jaraknya 2 farsakh hampir 12 km sebelah utara Apa wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dan bagaimana bunyi ayatnya?Jawaban Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi saw. adalah Surah Al-Isra ayat 1 hingga بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚIqra' bismi rabbikal-lażī khalaqa.Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan!خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚKhalaqal-insāna min alaqin.Dia menciptakan manusia dari segumpal وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙIqra' wa rabbukal-akramu.Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia,الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙAllażī allama bil-qalami.yang mengajar manusia dengan الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗAllamal-insāna mā lam ya mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. 5. Apa bedanya Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar?Jawaban Lailatul Qadar, malam kemuliaan, adalah malam ketika Al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah Langit Dunia. Oleh jumhur ulama disebutkan, dalam tahap ini Al-Quran diturunkan secara sekaligus. Sementara itu, Al-Qur'an diturunkan Baitul Izzah secara bertahap kepada Nabi Muhammad saw. selama hampir 23 tahun. Peristiwa diturunkannya ayat-ayat pertama Al-Qur'an disebut Nuzulul Setelah wahyu pertama, surah apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. pada pewahyuan kedua?Jawab Wahyu kedua adalah Surah Al Muddatstsir ayat 1 hingga Apakah pewahyuan kedua langsung diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. setelah Surah Al Alaq 1-5?Jawab Tidak. Ada jarak antara pewahyuan Surah Al Alaq 1-5 hingga Surah Al Muddatstsir 1-7 yang disebut sebagai masa terputusnya wahyu fatratul wahyu.8. Apa wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.?Jawab Wahyu terakhir yang diturunkan kepada Rasulullah saw. adalah Surah Al Maidah Sebutkan ayat yang menerangkan soal Nuzulul Quran?Jawab salah satunya adalah Surah Al-Anfal41 yang bunyinya sebagai berikut. وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌWalamū annamā ganimtum min syai'in fa anna lillāhi khumusahū wa lir-rasūli wa liżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wabnis-sabīli in kuntum āmantum billāhi wa mā anzalnā alā abdinā yaumal-furqāni yaumal-taqal-jamāni, wallāhu alā kulli syai'in qadīrun.Ketahuilah, sesungguhnya apa pun yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlimanya untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami Nabi Muhammad pada hari al-furqān pembeda, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ayat ini merujuk pada peristiwa Perang Badar yang berlangsung pada 17 Ramadhan 2 H atau 13 Maret 624 Apa yang terjadi dalam Perang Badar?Jawab dalam Perang Badar, sebenarnya umat Islam hanya berjumlah 313 orang dengan pasukan Quraisy yang berjumlah sekitar orang. Dalam perang tersebut, umat Islam mampu meraih kemenangan. - Sosial Budaya Penulis Fitra FirdausEditor Iswara N Raditya
1001jawaban dari pertanyaan yang sulit dalam Alkitab Bahan ini diambil dari sandison, 1. Siapa yang menulis berbagai macam kitab dalam Alkitab Indonesia?
Di antara makar kaum kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah melontarkan sejumlah pertanyaan sulit kepada beliau agar beliau tidak dapat menjawab. Supaya akal busuk itu dapat dilaksanakan beberapa utusan Quraisy yang dipimpin oleh an-Nadhr bin al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu’aith pergi ke Madinah untuk menemui orang-orang Yahudi. Mereka meminta kepada orang-orang Yahudi pertanyaan-pertanyaan yang mereka anggap sulit untuk dilontarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Orang-orang Yahudi berkata kepada mereka, “Tanyakanlah kepada dia tentang penghuni gua, Dzul Qarnain, dan roh.” Mereka pun kembali ke Makkah untuk menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang disarankan oleh orang-orang Yahudi itu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Namun apa yang terjadi kemudian? Yang terjadi adalah Allah Ta’ala menurunkan ayat-ayat al-Qur’an yang berisi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu sehingga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mampu menjawabnya. Maka terpentallah tipu daya mereka. Baca sebelumnya MENCACI AL-QUR’AN, ZAT YANG MENURUNKANNYA, DAN ORANG YANG MEMBAWANYA Baca sesudahnya USAHA MENGHENTIKAN DAKWAH RASULULLAH DENGAN RAYUAN DAN ANCAMAN Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad Kisah Post navigation Dantidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 36) Nabi dan rasul adalah dua kata yang sering dijumpai dalam banyak teks, baik Al-Quran maupun cerita sejarah Islam. Tentu sebuah kewajaran ketika muncul pertanyaan, “Adakah perbedaan antara nabi dan rasul? Apakah keduanya memiliki makna yang sama atau berbeda?” Sebagian ulama berpendapat bahwa nabi dan rasul sama, tidak ada perbedaan di antara keduanya dari sisi makna. Namun, pendapat ini tidak diperkuat oleh dalil. Bahkan, tampak bahwa dalil-dalil dari Al-Qur’an dan as-Sunnah tidak sejalan dengan pendapat ini. Pendapat yang benar adalah pendapat jumhur atau mayoritas ulama. Mereka menyatakan adanya perbedaan antara nabi dan rasul. Pendapat ini diperkuat oleh dalil-dalil yang sahih dari Al-Qur'an dan hadis, termasuk hadis Abu Dzar dan Abu Umamah radhiyallahu anhuma tentang jumlah nabi dan jumlah rasul. Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah setelah menyebut hadits Abu Umamah radhiyallahu anhu tentang jumlah nabi dan rasul—yang telah kita bahas bersama—berkata, “Ketahuilah, hadits Abu Umamah radhiyallahu anhu yang baru saja kita sebut, demikian pula hadis-hadis lain yang telah kita ketengahkan sebelumnya, semua menunjukkan adanya perbedaan antara rasul dan nabi." Perbedaan ini ditunjukkan pula oleh al-Qur’an, seperti firman Allah Subhanahu wata’ala, وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنسَخُ اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّهُ آيَاتِهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak pula seorang nabi, kecuali apabila ia mempunyai sebuah keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” al-Hajj 52 Demikian pendapat yang diikuti seluruh ahli tafsir, seperti al-Imam Ibnu Jarir ath-Thabari, Ibnu Katsir, hingga yang terakhir dari ahli tafsir, al-Imam al-Alusi rahimahumullah. Pendapat ini pula yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam banyak fatwa beliau. Beliau berkata, Mengutip Tafsir al-Qurthubi menyatakan, “Inilah yang benar, seluruh rasul adalah nabi, namun tidak setiap nabi itu rasul.” Tugas nabi dan rasul a. Tugas nabi Menyerukan iman kepada Allah dan mengesakanNya Menyerukan iman kepada hari akhir dan hari pembalasan Menerangkan syariat demi kemaslahatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. b. Tugas rasul Menyeru makhluk untuk hanya menyembah kepada Allah SWT Menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT pada umat Menunjukkan dan membimbing manusia ke jalan yang lurus Menjadi teladan yang baik Memperingatkan manusia mengenai hari akhir Memalingkan perhatian manusia menjadi lebih fokus pada kehidupan akhirat Menyatakan alasan untuk tidak membantah Allah SWT pada manusia. Sifat nabi dan rasul a. Sifat nabi Nabi adalah manusia biasa yang menjalankan hidup seperti orang lain pada umumnya. Dia juga mengalami sakit, lemah, tua, dan mati. Namun nabi punya keistimewaan serta sifat yang luhur dan agung sesuai kedudukannya. b. Sifat rasul Rasul dari golongan umat itu sendiri yang berasal keturunan mulia. Dia telah dipilih Allah SWT dan diberi karunia, misal kebaikan pikiran atau kesucian rohani. Allah SWT juga memberikan keutamaan maziat pada para rosul agar dapat menyampaikan ajaran Allah SWT. Maziat juga diberikan agar dapat menjadi contoh bagi umat dalam urusan dunia dan akhirat. Jumlah nabi dan rasul Dalam Al Quran surat Fathir ayat 24 dijelaskan jumlah nabi dan rasul sangat banyak, إِنَّآ أَرْسَلْنَٰكَ بِٱلْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ Artinya Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. Sebagian ulama ada yang mengatakan jumlah nabi adalah orang dan rasul hanya 313 orang. Dalam Al Quran dinyatakan, jumlah rasul yang wajib dipercaya muslim adalah 25. Kisah para rasul tersebar dalam berbagai ayat yang bisa menjad teladan. Terkait dengan tujuan diutusnya masing-masing nabi dan rasul, adalah adanya kitab yang berisi ajaran pokok yang harus disampaikan kepada umat tertentu atau seluruh umat manusia. Mengacu pada hal tujuan diutusnya nabi yang hanya mengokohkan syari’at yang dibawa oleh pendahulunya, maka seorang nabi tidak memiliki kitab tertentu. Berbeda dengan rasul yang diutus oleh Allah untuk mengajarkan syariat baru kepada suatu kaum atau seluruh umat manusia, maka seorang rasul dibekali dengan sebuah kitab sebagai pegangannya. Sehubungan dengan hal ini, Allah berfirman اِنَّآ اَنْزَلْنَا التَّوْرٰىةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّوْنَ الَّذِيْنَ اَسْلَمُوْا لِلَّذِيْنَ هَادُوْا وَالرَّبَّانِيُّوْنَ وَالْاَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوْا مِنْ كِتٰبِ اللّٰهِ وَكَانُوْا عَلَيْهِ شُهَدَاۤءَۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰيٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗوَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰفِرُوْنَ “Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” QS Al-Maidah 44. Dari banyaknya nabi dan rasul itu, ada 25 di antaranya yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadis yang wajib dipercaya umat muslim, seperti berikut Nabi Adam AS, Nabi Idris AS, Nabi Nuh AS, Nabi Hud AS, Nabi Shalih AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Ishak AS, Nabi Yakub AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Ayub AS, Nabi Syaib AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Zulkifli AS, Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS, Nabi Yunus AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW. Selain hal-hal di atas, perbedaan Nabi dan Rasul lainnya juga terletak pada cara wahyu diturunkan dan takdir keduanya. Perbedaan lainnya Lebih jauh, berikut beberapa perbedaan Nabi dan Rasul lainnya. 1. Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umatnya; 2. Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman, sedangkan Rasul diutus kepada kaum yang belum beriman kafir. 3. Perbedaan Nabi dan Rasul ada pada jumlahnya. Mengutip tulisan Syamsul YakinDosen Magister KPI FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam hadis Imam Ahmad yang bersumber dari Abu Umamah. Nabi SAW bersabda, “Aku bertanya, “Ya Rasulullah, ada berapakah jumlah nabi? Rasulullah menjawab, “Nabi ada dan di antara mereka ada para rasul sebanyak 315. Mereka sangat banyak”. 4. Semua Nabi tidak berarti Rasul, namun Rasul sudah pasti Nabi; 5. Perbedaan Nabi dan Rasul berdasarkan cara turunnya wahyu. Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi, sedangkan Rasul dapat menerima wahyu melalui mimpi maupun melalui malaikat serta dapat melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan malaikat; 6. Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya, namun seluruh rasul yang diutus Allah SWT selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya.
3Menyampaikan kitab samawi. 4.Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah. 5.Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya. 6.Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka. Berikut adalah kisah nabi yang bergelar Ulul Azmi yang memiliki kesabaran serta mukjizat luar biasa. 1.
Select Your Style Select this Style Select this Style Select this Style You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example. Orangtua atau guru mesti memberikan perhatian kepada anak atau murid dengan menanyakan sesuatu. Karena, pada dasarnya anak-anak ingin diperhatikan. Dalam Alquran banyak pertanyaan sebagai bentuk perhatian atau pendidikan. Seperti pertanyaan Nabi Yaqub AS kepada anak-anaknya tentang apa yang akan disembah mereka sewaktu ajal Sang Ayah dekat:

Ada sebuah rangkaian pertanyaan yang disusun sedemikian rupa oleh orang-orang yang anti-peringatan Maulid Nabi agar pengamalnya terdiam kalah dalam beradu argumentasi atau menjadi ragu akan kebolehan memperingati Maulid Nabi Muhammad ﷺ. Pertanyaan ini sukses menipu banyak orang awam sehingga mereka menyangka bahwa Maulid Nabi adalah bid’ah yang terlarang. Rangkaian pertanyaan jebakan tersebut sebagai berikut Apakah Maulid Nabi merupakan ketaatan ataukah maksiat? Lumrahnya yang ditanya akan menjawab “Maulid adalah ketaatan”. Apakah Nabi mengetahui ketaatan tersebut atau tidak mengetahui? Di sini penanya mencoba mengarahkan pada salah satu jawaban saja. Bila yang ditanya menjawab bahwa Nabi tidak mengetahuinya, maka berarti dia menganggap Nabi bodoh dan tak mengerti soal ketaatan pada Allah. Akhirnya yang ditanya tak punya pilihan kecuali menjawab “Nabi mengetahuinya”. Bila Nabi mengetahuinya, maka apakah Nabi menyampaikan soal itu ataukah tidak? Dari sini yang ditanya terjebak dalam dilema. Bila dia menjawab bahwa Nabi tak menyampaikan soal itu berarti sama saja menuduh Nabi tak menyampaikan ajaran Islam, ini mustahil. Namun bila dia menjawab bahwa Nabi menyampaikannya, maka dia akan dituntut untuk menunjukkan ayat atau haditsnya, dan itu tak mungkin ada. Sampai pada titik ini, jebakan orang anti maulid ini berhasil membuat pengamal maulid kebingungan. Sebenarnya rangkaian pertanyaan di atas sangat lemah bahkan sama sekali tak berdasar. Pertanyaan itu hanya menipu orang-orang awam yang kurang memahami ilmu fiqh atau ilmu ushul fiqh. Begini dua cara untuk mematahkan rangkaian pertanyaan jebakan tersebut Cara pertama Bila ditanya apakah maulid Nabi merupakan ketaatan atau maksiat? Dijawab saja bahwa ketaatan berarti melakukan perintah yang ada sebelumnya. Imam al-Jurjani menjelaskan الطاعة هي موافقة الأمر طوعًا “Taat adalah melaksanakan perintah secara sukarela.” al-Jurjani, at-Ta’rîfât, halaman 140 Seperti halnya ketika Allah memerintahkan untuk shalat, maka mengerjakan shalat adalah ketaatan sedangkan meninggalkan shalat adalah maksiat atau pembangkangan terhadap perintah tersebut. Adapun maulid Nabi tidak diperintah secara khusus sehingga melakukannya tak termasuk dalam kategori ketaatan tetapi tak termasuk pula dalam kategori maksiat sebab tak ada aturan yang dilanggar. Peringatan maulid bukanlah ibadah mandiri tetapi statusnya sama dengan segala bentuk tradisi adah manusia yang tak diperintah secara khusus tetapi tak juga melanggar aturan syariat, seperti menyelenggarakan rapat, seminar atau kajian mingguan atau bulanan. Tradisi-tradisi seperti itu hukum asalnya adalah netral mubah, namun secara fiqih bila ternyata isi dan tujuan acaranya baik maka akan dihukumi sebagai kebaikan dan sebaliknya bila isi dan tujuannya negatif maka akan dianggap terlarang. Dengan demikian, pertanyaan pertama tersebut yang hanya menyediakan dua opsi antara ketaatan dan maksiat adalah pertanyaan yang terbukti salah sehingga harus ditolak. Pertanyaan selanjutnya otomatis gugur dengan sendirinya. Cara kedua Bila ditanya apakah maulid Nabi merupakan ketaatan atau maksiat? Dijawab saja bahwa maulid merupakan ketaatan dalam arti tindakan yang menimbulkan pahala sebab berisi kebaikan, meskipun tak mempunyai perintah yang khusus. Lalu bila ditanya apakah Nabi mengetahuinya atau tidak? Maka dijawab saja bahwa Nabi mengetahuinya. Bila ditanya apakah Nabi menyampaikannya atau tidak? Maka dijawab saja bahwa Nabi telah menyampaikan seluruh risalahnya tanpa terkecuali, hanya saja penyampaian Nabi Muhammad terhadap risalah dilakukan dengan dua cara, yakni Disampaikan secara literal dengan nash teks ayat atau hadits yang spesifik atau disampaikan secara global dengan isyarat atau dalil-dalil yang bersifat global. Imam an-Nawawi menjelaskan وقد قال الله تعالى ما فرطنا في الكتاب من شيء ومعناه أن من الأشياء ما يعلم منه نصا ومنها ما يحصل بالاستنباط “Allah Ta’ala telah berfirman “Tak ada sesuatu pun yang Aku luputkan dari al-Qur’an”, maknanya bahwa sesungguhnya terdapat hal-hal yang diketahui secara tegas berupa nash dan ada pula yang dihasilkan dengan cara penggalian hukum istinbat.” an-Nawawi, Syarh an-Nawawi Ala Muslim, juz XI, halaman 88 Nah, peringatan Maulid Nabi tergolong hal yang tak ada nash-nya secara spesifik namun bisa masuk dalam cakupan kategori dalil-dalil global, misalnya Dalam QS. Yunus 58, Allah memerintahkan manusia untuk bergembira atas rahmat yang diberikan Allah sedangkan dalam QS al-Anbiya 107 ditegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah rahmat bagi seluruh alam. Dengan demikian, maka bergembira atas keberadaan Nabi di dunia merupakan hal yang sesuai dengan perintah bergembira dalam QS. Yunus 58 tersebut. Dalil umum lainnya adalah tindakan Rasul yang memperingati hari kelahirannya setiap Senin dengan puasa adalah bukti bahwa momen kelahiran beliau layak diperingati. Dan banyak dalil-dalil lainnya yang terlalu banyak untuk disebutkan dalam artikel ini yang kesemuanya dapat menjadi patokan penggalian hukum istinbath terhadap hukum peringatan Maulid Nabi. Dengan jawaban seperti di atas, penanya yang bermaksud menjebak itu akan kebingungan sebab mau tak mau dia harus mengakui bahwa memang tak semua hal ada nash-nya. Kesalahan pertanyaan itu makin jelas ketika logika itu dipakai pada seluruh hal lain yang tak ada nash-nya. Hasilnya semua akan berstatus haram, meskipun sebenarnya sunnah atau bahkan wajib sekalipun; Pembukuan Al-Qur’an menjadi satu mushaf seperti sekarang, penulisan hadits Nabi beserta seluruh ilmu hadits, pendirian lembaga pendidikan Islam, penambahan azan shalat Jumat di masa Khalifah Utsman, penambahan harakat dan titik dalam mushaf, bahkan kebiasaan penduduk Makkah saat ini yang berkumpul secara massal tiap malam 27 Ramadhan saja untuk memburu Lailatul Qadar, dan seluruh hal yang tak ada di masa Rasul akan menjadi haram tanpa kecuali sebab itu semua adalah ketaatan yang kita tak punya pilihan kecuali dianggap “diketahui Rasul” tetapi tak sekalipun Rasulullah menyampaikannya kepada kita dengan instruksi nash yang spesifik tentang itu. Namun tentu saja mengharamkan seluruh hal tersebut adalah tindakan konyol sehingga penanya tersebut harus mengakui bahwa teorinya salah total. Wallahu a'lam. Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti di Aswaja NU Center Jember

Pengertianiman kepada Rasul adalah menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus para rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. 2. Jelaskan perbedaan nabi dan rasul! Jawaban: - Rasul membawa syariat baru, sedang Nabi tidak membawa syariat baru tapi meneruskan syariat-syariat Rasul sebelumnya
JAKARTA - Kekhawatiran akibat pandemi Covid-19 saat ini dialami hampir setiap orang di seluruh dunia. Sebagian merasa takut, sebagian lainnya percaya pada harapan. Namun, ada cara pasti untuk mengatasi stres dan rasa khawatir karenanya, yaitu dengan mengikuti anjuran Nabi Muhammad sebagai panutan umat Muslim. Mengutip About Islam, Kamis 4/5, Nabi Muhammad mulai mendapat cobaan ketika usianya masih kecil. Bahkan, sebelum Nabi dilahirkan, ayahnya meninggal. Ketika ia berusia enam tahun, ibunya juga meninggal. Dia hanya memiliki kakeknya yang sangat sayang padanya. Namun sayang, kakeknya juga meninggal saat Nabi berusia delapan tahun. Hingga setelahnya, sang paman Abu Thalib menjadi walinya. Dari semua kengerian yang dialami anak semuda itu, sang Nabi melaluinya dengan ikhlas. Cobaan tersebut tak hanya dialaminya saat kecil, beranjak dewasa ia juga mendapatinya. Bahkan, ketika menjadi utusan Allah, ia mendapat banyak cobaan. Dari mulai buangan kaumnya, hingga dijauhi orang yang dulunya memuji dan mencintainya. Seiring waktu, ketika ia mendapat kepercayaan umatnya, cobaan semakin menyebar. Kali ini, tak hanya padanya, melainkan juga pada umatnya. Meski demikian, Nabi menunjukkan sikap sabar dan kebaikan, walaupun siksaan secara brutal didapatinya dan kaumnya. Alih-alih membalas dengan cara yang sama yang dibenci, Nabi tetap teguh dalam kesabaran dan permohonan serta disertai perjuangan yang konsisten. Alhasil, Allah menerima permohonan Nabi dan membawa perubahan bagi umatnya. Salah satunya ketika mereka hijrah ke Abyssinia. Hijrah yang dilakukan karena ancaman itu, merupakan pilihan sahabat ketika pertama kali meninggalkan Mekkah. Dalam keberangkatan itu, Nabi Muhammad juga menunjukkan ketulusannya dalam hijrah itu. Sebab, ia tidak pergi sampai semua orang aman dan sehat untuk melakukan perjalanan. Hal serupa juga sebenarnya terjadi di masa kini ketika para pengungsi dan pencari bantuan di seluruh dunia sedang kesulitan. Namun sayang, sifat dari Nabi saat ini terhalang manusia itu sendiri. Melanjutkan kisah Nabi, Allah memberi mukjizat pada Nabi Muhammad dengan berbagai berkah. Utamanya ketika mencapai Madinah, sang Rasul memiliki rumah, keluarga dan umat yang kuat. Terlebih, ada kebebasan beragama di sana. Hal itu semakin membuat Nabi yang telah mengalami berbagai kesulitan, selalu bertahan dan bertawakal. Tak hanya itu, sifat jujur dan sikap yang dapat dipercaya juga menjadi sifat yang ditanamkannya. Tujuannya, memperjuangkan hidup dan untuk menyenangkan Allah SWT. Dengan sikapnya tersebut, berbagai kesulitan dan solusi yang dilewatinya untuk menuntunnya dan umat Muslim pada rahmat Allah yang tak berujung. Dari banyaknya cobaan Nabi Muhammad, sebenarnya ada banyak sifat yang bisa kita latih dan manfaatkan. Utamanya, dengan membiasakan diri mencontoh Nabi, setiap teladan di berbagai bidang kehidupan tak akan dilalui dengan pilihan salah. Terlebih, ketika berpegang pada apa yang disunahkan dan dilakukan olehnya. Lebih jauh, selama masa sulit karena pandemi Covid-19 ini, sebaiknya kita bisa berikhtiar dan bersaksi. Atau, akan lebih baik jika membuat janji atau nazar kepada diri sendiri, bahwa kita akan mulai belajar lebih banyak tentang Nabi Muhammad. Di akhir, dengan menanamkan keteguhan untuk selalu tulus, dalam situasi apa pun, sikap rasional dalam segala keputusan bisa diambil. Sebab, semua yang dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi adalah dimulai dengan niat yang tulus. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Makakatanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang
3 pertanyaan tentang perjalanan malam Isra Miraj dijelaskan oleh Syeikh Safi-ur-Rahman al-Mubarkpuri penulis buku Sirah Nabawiyah.. Pada 22 Februari 2022, Syeikh Safiyurrahman menulis tentang perjalanan malam. Perjalanan Malam adalah salah satu peristiwa besar dalam kehidupan Nabi (damai dan berkah besertanya). Juga terdapat kisah tentang Nabi Isa dan hawari atau pengikut setianya. Peringatan; Surah Al Maidah juga memuat tentang peringatan dari Allah agar meninggalkan kebiasaan orang-orang jahiliyah dulu. Serta, kewajiban untuk memiliki perilaku jujur dan adil. Anjuran untuk menjauhi pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya hanya akan membuat sulit diri .
  • dwqw1y275w.pages.dev/240
  • dwqw1y275w.pages.dev/123
  • dwqw1y275w.pages.dev/106
  • dwqw1y275w.pages.dev/219
  • dwqw1y275w.pages.dev/192
  • dwqw1y275w.pages.dev/170
  • dwqw1y275w.pages.dev/94
  • dwqw1y275w.pages.dev/111
  • pertanyaan sulit tentang nabi dan rasul